Judul dalam bentuk pertanyaan ini berasal dari artikel Karen El-Kawa yang membeberkan fakta tentang Palestina yang kemudian diposkan lewat internet. Saya mengambil bagian-bagian terpenting dari Just Commentary (Vol 4, No 12, Desember 2004, hlm 1-2). Pada bagian akhir ada beberapa komentar yang harus saya tambahkan.
- Bahwa, pada saat masalah Palestina diciptakan Inggris tahun 1917, lebih dari 90 persen penduduk Palestina adalah orang Arab, dan bahwa penduduk Yahudi waktu itu tidak lebih dari 56.000?
- Bahwa, lebih dari separuh Yahudi yang tinggal di Palestina waktu itu adalah para imigran baru, yang datang ke Palestina pada dasawarsa sebelumnya, guna menghindari penyiksaan di Eropa? Dan bahwa kurang dari lima persen penduduk Palestina adalah Yahudi pribumi Palestina?
- Bahwa, pada waktu itu Arab Palestina menguasai 97,5 persen tanah, sementara Yahudi (penduduk asli dan pendatang) hanyalah menguasai 2,5 persen?
Bahwa, selama 30 tahun pendudukan dan kekuasaan Inggris, kamum Zionis hanyalah berhasil membeli 3,5 persen tanah Palestina, sekalipun digalakkan Pemerintah Inggris? Dan bahwa banyak dari tanah ini dialihkan secara langsung kepada badan-badan Zionis oleh Pemerintah Inggris, dan bukan karena dijual oleh pemilik Arabnya? - Bahwa, karena itu, pada saat Inggris menyerahkan masalah Palestina kepada PBB pada 1947, kaum Zionis menguasai tanah tidak lebih dari 6 persen dari seluruh wilayah Palestina?
6. Bahwa, meskipun faktanya demikian, Sidang Umum PBB merekomendasikan agar sebuah "Negara Yahudi" harus didirikan di Palestina? Dan bahwa Sidang PBB menjamin bahwa "Negara" yang diusulkan itu akan mendapatkan 54 persen dari seluruh wilayah negeri itu? - Bahwa, segera kemudian Israel menduduki (sampai sekarang) 80,48 persen dari seluruh wilayah Palestina?
- Bahwa, sebagian besar ekspansi teritorial ini terjadi sebelum 15 Mei 1948, sebelum ditariknya secara resmi pasukan Inggris dari Palestina, sebelum masuknya tentara Arab untuk melindungi Arab Palestina, dan sebelum meledaknya perang Arab-Israel?
- Bahwa, Israel membagikan 85 persen sumber air di daerah pendudukan kepada Yahudi dan sisanya 15 persen dibagi untuk seluruh rakyat Palestina dalam teritori itu?
- Bahwa, Amerika Serikat menghadiahi Israel dalam bentuk bantuan sebesar tiga miliar dolar saban tahun, melebihi bantuan terhadap negara manapun di dunia?
- Bahwa, Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki sejata nuklir?
- Bahwa, Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang menolak menandatangani perjanjian nuclear non-proliferation (tidak membiakkan nuklir)?
- Bahwa, secara rutin Israel menyita rekening bank, bisnis, dan tanah dari rakyat Palestina dan menolak membayar ganti rugi kepada mereka yang kena sita?
- Bahwa, pengungsi Palestina adalah pengungsi terbesar di muka bumi?
- Bahwa, orang Palestina punya rasio per kapita tertinggi yang bergelar Ph.D. di dunia?
Itulah di antara fakta yang berlaku sejak tahun 1917 atas prakarsa Pemerintah Inggris yang telah "merampok" Palestina untuk kepentingan Zionisme yang sekarang diteruskan oleh Amerika Serikat. Kita tidak tahu akan berapa lama tragedi semacam ini berlangsung dengan segala akibat buruknya upaya perdamaian dunia. PBB sebagai badan dunia sering benar tidak berdaya berhadapan dengan arogansi Amerika yang semau gue ingin mengatur dunia ini, tanpa menghiraukan penderitaan orang lain. Memang tidak semua rakyat Amerika berdiri di belakang sikap arogan ini, tetapi suara mereka seperti tidak didengar.
Dalam suasana yang serba tidak menentu itu, ada satu hal yang kita harus angkat topi. Fakta di atas menunjukkan bahwa tidak ada suku bangsa di dunia yang memiliki rasio tertinggi gelar Ph.D., selain bangsa Palestina. Mendiang Edward W Said, mantan profesor sastra Inggris di Universitas Kolumbia, adalah di antara anak Palestina yang pintar itu. Kita tentu berharap otak-otak Palestina ini pada suatu hari akan membuat terobosan sejarah, bukan saja untuk mengangkat martabat bangsanya, tetapi untuk kepentingan umat manusia secara keseluruhan yang kini sedang merindukan sebuah dunia yang beradab berdasarkan standar moral universal, bukan moral kekuasaan yang rakus.
Jika kelompok Zionis dengan dukungan Amerika ingin menghancurkan bangsa Arab, orang Palestina harus berbuat sebaliknya: membangun peradaban untuk semua. Di planet bumi yang satu ini, tidak ada opsi lain yang terbuka bagi kita, kecuali mengembangkan budaya lapang dada, menenggang perbedaan; bukan untuk saling meniadakan, tetapi untuk saling menguatkan. Mungkin ke arah inilah ungkapan "rahmatan li -'l'alamin" (QS. al-Anbiya: 107) menjadi sangat relevan untuk perbaikan dunia yang sedang oleng ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar