Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Wahai orang yang diseru untuk mendapatkan keselamatan namun tidak menjawab. Wahai orang yang telah ridha untuk rugi sengsara, sesungguhnya urusanmu membahayakan, dan keadaan menakjubkan. Ingatlah pada saat-saat kau beristirahat(walau dalam waktu sekejap).
“Dan dengarkanlah(seruan) pada hari penyeru(malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Celakalah kau! Al-Haq pasti akan datang. Seluruh amalmu akan diperhitungkan, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Saat itu dirimu tak mempunyai daya sedikitpun. Semuanya menjadi nyata, tak ada keraguan sama sekali. Pikirkanlah hari perpisahan yang pasti akan terjadi.
Apakah kita akan selalu berada dalam kelalaian, padahal orang-orang disekitar kita telah pergi. Wahai pedagang yang seluruh dagangannya tercela, ingatlah datangnya suatu hari yang penuh kegoncangan dan ancaman.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Kita akan dipaksa untuk berpisah dengan kehidupan, meninggalkan tempat yang menyenangkan. Bagaimana kau bisa memastikan, tempat tinggalmu berikutnya akan lebih meenyenangkan? Celakalah kamu!! Hidupkanlah selalu hatimu untuk mendengarkan nasehat.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Renungkan orang-orang yang telah meninggal, bagaimana mereka menghadapi hari itu. Sadarlah denga penuh kesadara. Berhati-hatilah dengan malaikat yang selalumengawasi dan menemanimu. Suatu saat akan datang kepadamu, kematian yang memisahkanmu dari semuanya. Sebuah peristiwa yang akan menggetarkan hatimu.
Pasti kamu akan keluar dati lembah (dunia) yamg selama ini menyenangkanmu. Saat itu tak ada lagi gunanya tangis dan penyesalan. Kamu pasti akan menjumpai hari yang membuat semua orang bingung, tak peduli tua atau muda. Anak-anak kecil tak akan lagi dipedulikan orang tuanya. Wahai orang yang seluruh amal perbuatannya tercela, celakalah, karena usiamu semakin menua.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Apa yang telah kau persiapkan mengahadapi peristiwa yang penuh duka. Saat itu engkau datang membawa dosa sebanyak sebanyak gunung pasir. Datang mengahadap Dzat Yang Maha Agung dan Maha Menghisab. Hari itu kau dijauhkan dari keluarga dan kerabatmu.Sehingga saat itu engkau memang pantas meratap dan menangis, wahai orang yang menyia-nyiakan masa mudanya.
Apakah engkau merasa menjadi orang beriman atau yang mendustakan? Apakah engkau merasa dirimu akan tahan menghadapi siksaan? Seolah-olah darah dan air mata telah kering. Terimalah nasihat dan ikutilah pengarahan ini.
“Dan dengarkanlah(seruan) pada hari penyeru(malaikat) menyerudari tempat yang dekat.”
Wahai orang yang diperintah beramal, dan akan dimintai pertanggungjawaban. Wahai orang yang seluruh ucapannya dicatat. Wahai orang yang telah mengukir keadaan dengan amalnya, alangkah menakjubkan kalau engkau bisa melupakan hal ini. Apakah dirimu yakin akan tetap hidup dalam keadaan bebas dan selamat? Padahal tak ada tempat lari dari kematian, ketika anak panahnya telah meluncur ke arahmu.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Kalau engkau bisa selamat, berarti nasib baik bagimu. Kalau engkau percaya dengan kejadian ini, engkau akan berhias dan memperbaiki amalmu. Sadarlah, bahwa di dunia ini engkau adalah orang asing.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Sampai kapan engkau akan berusaha menggapai angan-anganmu? Sampai kapan seluruh cita-citamu akan terlaksana? Sampai kapankah waktu akan menyadarkanmu? Sungguh, semua tabib angkat tangan mengatasi penyakitmu.
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.”
Wahai orang yang selalu beramal dengan penuh kemunafikan. Yang memperbagus amalnya di hadapan manusia seperti tukang ukir. Padahal Dia akan melihat yang batin, bukan yang dzahir. Kalau dirimu selalu ingin berbuat maksiat, ingatlah akan datangnya saat diusungnya keranda. Hari dimana engkau akan dilemparkan di kubur. Siapa yang akan melindungimu pada saat manusia dan jin dikumpulkan di hari yang mengerikan.
Pelaku maksiat akan bangkit dari kuburnya dalam keadaan linglung. Menghadap Rabbul ‘Alamin dengan tangan terbelenggu. Saat itulah orang-orang yang sombong akan dihinakan. Semua kepala menunduk pasrah. Yang dulu buta akan melihat, yang semula tuli akan mendengar. Lalu dibentangkanlah Shirath (jembatan). Berapa banyak yang selamat, namun berapa banyak pula yang celaka.
Semua barang jaminan (untuk menghindar) akan ditolak. Penghuni neraka terlempar kedalam kotoran dan hembusan angin yang menyengat. Tempat penyiksaan dan batu-batu neraka yang mengerikan.
“Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”
Wahai orang yang tak pernah bisa berbuat ikhlas, kemana perginya akalmu selama ini? Sampai kapankah dirimu akan terlena, terkagum-kagum oleh kemegahan dunia dan membanggakannya? Padahal di hadapanmu neraka yang menyala-nyala telah menanti.
“Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”
Engkau akan dibangkitkan dari kubur dalam kondisi yang lemah. Gentarnya hatimu membuat badanmu tak berdaya. Air mata penyesalan pun mengucur deras. Apakah engkau tahu, apa yang disediakan bagi mereka yang haus dan lapar? Api yang menyala-nyala.
Dimanakah nyali orang-orang sombong dan takabur? Di mana orang-orang yang selama ini suka berbuat dzalim? Apa yang telah disiapkan bagi kedatangan mereka? Api yang menyala-nyala.
Andai kau tahu kecelakaan yang menimpa para pelaku maksiat. Menjerit-jerit dan terguncang. Tak ada minum padahal haus mencekik kerongkongan. Yang ada justru api yang menyala-nyala.
Kalau kau bisa membayangkan sengatan panas api neraka dan mengukur bahayanya, demi Allah, tak ada yang bisa menghindarkan darinya selain kesadaran (untuk berbuat amal shalih sebelumnya). Si bapak akan lari dari anaknya, saudara akan menghindari dari saudaranya. Semua orang dekat akan lari menghindar. Tak ada yang bisa menyelamatkan.
Tetapi orang-orang bertaqwa, yang takut terhadap Rabb-nya akan terhindarkan. Disebabkan sebelumnya mereka selalu merasa takut terhadap siksa api yang menyala-nyala.
Semoga Allah menganugerahkan kemuliaan pada kita. Membekali kita sehingga selamat dari segala siksa. Semoga Ia (dengan fadhilah-Nya) berkenan menjadikan kita sebagai orang yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Sungguh, di sisi-Nya ada kenikmatan yang besar.
Kita enggan mengingat maut walau sesaat.
Bahkan berpaling kepada dunia dan bersendau-gurau serta bermain-main dengannya.
Seorang pemuda berusaha meraih cita, sementara jurang kematian telah menantinya.
Walau ia mengharap berhenti sekejab saja, derap kematian akan tetap menghampirinya.
Kita adalah calon mayat… apa yang bisa kita perbuat?
Kita dihadapkan pada sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar