counters

Sabtu, 07 Juli 2012

Kiamat Internet !!! HOAX!!

Beberapa hari ini, banyak situs lokal, internasional, bahkan forum dan mail list (milis) membicarakan masalah Internet Doomsday atau kiamat internet. Dalam pemberitaan yang pernah diulas oleh Msn.com, Internet Doomsday tersebut akan terjadi pada tanggal 9 Juli 2012.

Hari ini adalah tanggal 9 Juli 2012, namun serangan DNS Charger yang diketahui sebagai trojan yang rumornya akan menginfeksi jutaan komputer di dunia tersebut belum menunjukkan aksinya.

Setelah merujuk pada Greenwichmeantime.com, Indonesia masuk dalam zona waktu GMT+7 sampai GMT+9 sedangkan Amerika Serikat berada di wilayah yang mempunyai beberapa zona waktu mulai dari GMT-5 sampai dengan GMT-10. Amerika Serikat adalah negara yang memiliki beberapa negara bagian yang juga mempunyai waktu standar internasional yang berbeda pula.

Kembali ke masalah kiamat internet, apakah isu Internet Doomsday tersebut hanyalah sebuah hoax atau pengalihan pro dan kontra SOPA atau akan benar-benar terjadi? Belum terdapat konfirmasi secara mendetail. Pihak yang berkepentingan yaitu FBI sampai tanggal 9 Juli waktu Indonesia atau 8 Juli waktu Amerika Serikat juga belum memberikan konfirmasi secara resmi.

Seperti yang diketahui bahwa FBI akan menghentikan sementara akses internet agar para pengguna komputer serta internet dapat membersihkan perangkat mereka dari serangan DNS Charger. Langkah yang dilakukan FBI ini telah mendapatkan izin dari Internet Systems Consortium (ISC). 

Memang belum diketahui secara pasti apakah Internet Doomsday hanyalah berita kosong belaka ataukah akan benar-benar terjadi. Banyak situs online menyarankan untuk segera melakukan pencegahan dan memeriksa semua pengaturan di dalam perangkat yang digunakan untuk mengakses internet atau juga dapat menggunakan situs pemeriksaan DNS secara online di DNS Changer Check-Up.

Walaupun belum mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak yang bersangkutan (FBI), namun tidak ada salahnya kita mencoba merawat dan memeriksa semua perangkat yang kita gunakan untuk mengakses internet untuk mencegah kemungkinan terjadinya kiamat internet tersebut.

Merdeka.com

Sementara menurut Abimanyu, bisa berdampak sangat buruk katanya.
JAKARTA - Dunia akan mengalami kiamat internet pada 9 Juli 2012. Efeknya, bisa parah karena banyak pihak yang kini bergantung dengan internet.

"Kiamat Internet atau internet doomsday tersebut akan terjadi di banyak komputer di seluruh dunia pada tanggal 9 Juli 2012 yaitu saat FBI melakukan bersih-bersih terhadap DNS (Domain Name Server) yang bermasalah dan itu jumlahnya sangat banyak," kata pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat di Jakarta.

Dijelaskannya, DNS punya fungsi penting di jagad maya. Analogi mudahnya, DNS menyimpan ratusan ribu bahkan jutaan alamat internet atau IP address beserta domainnya. Komputer yang mengakses suatu domain, maka komputer tersebut pasti akan menanyakan dulu ke DNS alamat IP address.

Hal itu sudah menjadi protocol baku TCP/IP yakni protocol yang paling umum digunakan. Apabila suatu komputer baik itu ponsel pintar, laptop, PC, server, tablet, tersambung ke internet maka pasti perangkat tersebut membutuhkan keberadaan suatu DNS.

"Bisa dilihat betapa pentingnya fungsi DNS tersebut bukan? Apalagi di Indonesia ada sekitar lebih dari 80 juta pengguna internet. Dapat dibayangkan bila suatu DNS tidak berfungsi padahal DNS tersebut cukup umum digunakan oleh pengguna dari Indonesia maka akan puluhan juta orang tidak dapat mengakses internet," kata Abimanyu.

Pria yang dikenal dengan panggilan Abah itu menjelaskan, DNS bermula ketika enam orang “cyber mafia“ asal Estonia yang sejak 2007 berhasil menyusupkan virus Trojan ke ratusan ribu komputer di seluruh dunia. Trojan tersebut kini di dunia telematika dikenal dengan nama “DNS Changer".

Tindakan penyimpangan yang dilakukan sangatlah nyata, yakni mengubah DNS pada komputer yang telah terjangkit tersebut untuk mengarah ke DNS yang ada dalam kendali mereka. Namun tidak seperti Trojan atau virus pada umumnya yang sifatnya sekedar melakukan tindakan destruktif atas computer pengakses, atas file, program, DNS Changer ini dimaksudkan untuk kegiatan untuk meraup keuntungan finansial.

"Masalahnya bagi mereka yang tidak / kurang mengerti telematika mereka tidak sadar bila perangkatnya telah terpengaruh Trojan ini. Dan parahnya lagi banyak pula yang tidak tahu cara mengubah pengaturan DNS tersebut," katanya.

Lebih parahnya bagi mereka yang mengerti cara melakukan pengaturan DNS sekalipun mungkin tidak tahu cara mengarahkan atau memilih DNS yang sehat. Sebab, karena tidak ada referensi yang menyebut DNS sedang bermasalah. Bahkan DNS yang telah dikendalikan cyber mafia itupun pasti akan berupaya mengindikasikan bahwa mereka adalah DNS yang “baik”.

"Berita baiknya adalah FBI telah menangkap gerombolan tersebut tetapi Trojan sudah terlanjur tersebar, rencananya FBI melakukan pembenahan sejak Februari 2012 untuk mendata DNS yang mencurigakan untuk kemudian dimatikan," katanya.

Masalah yang kemudian timbul adalah ternyata setelah dilakukan pengecekan awal, tak disangka-sangka data menyatakan ratusan ribu komputer yang telah terjangkit Trojan tersebut dan mengarah ke berbagai DNS yang mencurigakan itu. "Itu sebabnya akhirnya FBI memilih untuk mengambil langkah ekstrim yakni dengan memutus akses ke DNS yang mencurigakan tersebut, dan saat itu terjadi bagi komputer yang telah terjangkit DNS Changer pasti tidak akan bisa mengakses internet karena hubungannya ke DNS terputus," paparnya.

Apabila hal itu terjadi pada kalangan individual yang mengakses internet sekedar untuk hal yang ringan mungkin masih tidak masalah. Tapi, bila itu terjadi pada SOHO (Small Office Home Office) atau SME (Small Medium Enterprise) atau yang disini dikenal sebagai UKM, apalagi bila terjadi pada lembaga pendidikan, perbankan, asuransi, online shop, critical point seperti pembangkit listrik, TNI/POLRI dll maka computer dari jaringan tersebut langsung “buta internet”.

"Dapat dibayangkan bagi perusahaan atau lembaga yang telah mengandalkan operasionalnya berbasis internet maka kejadian Internet Doomsday ini akan sangat merugikan, bahkan total kerugian bisa mencapai ratusan juta bahkan milyar rupiah," kata Abah.

Mengingat penuntasan hal itu cukup penting, awalnya FBI berencana menyegerakan penanggulangan 8 Maret 2012. Namun rencana FBI itu diundur hingga 9 Juli mendatang. "Dan kali ini tidak akan diundur lagi," tegasnya
jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar